2. Sifat amfoter protein.
Percobaan ini bertujuan untuk mengetahui sifat amfoter dari suatu protein. Larutan protein yang digunakan dalam percobaan ini adalah larutan protein dari putih telur dan protein dari susu. Uji sifat amfoter ini pertama dilakukan dengan menambahkan larutan HCl dan indikator kongo dalam masing – masing larutan protein yang akan diuji. Uji ini dikatakan positif apabila dalam larutan protein tersebut terbentuk warna ungu yang mengidentifikasikan bahwa larutan protein tersebut bersifat basa. Hasil praktikum tidak menunjukkan warna ungu tersebut karena dalam praktikum tidak tersedia indikator kongo sehingga tidak bisa mendeteksi sifat asam dari protein. Langkah berikutnya untuk mengetahui sifat amfoter dari protein meneteskan larutan NaOH yang telah ditambah indikator PP ke dalam masing – masing larutan protein. Uji ini dikatakan positif apabila membentuk warna merah muda atau pink pada larutan protein yang mengindikasikan bahwa protein bersifat basa yang ditunjukkan dengan terbentuknya warna pink pada larutan basa. Percobaan ini telah menunjukkan sifat amfoter dari protein yaitu dapat bereaksi dengan asam ataupun dengan basa, masing – masing menghasilkan kation dan anion (dengan asam membentuk kation sementara dengan basa membentuk anion. Berikut reaksi dari keamfoteran protein :
Dalam suasana asam
Dalam suasana basa